Monthly Archives: October 2016

Motif batik kuno yang ada di Nusantara

Motif batik kuno yang ada di Nusantara. Ini hanyalah sebuah tulisan yang kaya akan makna, tersirat dengan sedikit tersurat. Karena kebiasaan orang jawa yang suka mengaitkan satu sama lainnya sehingga jadi sebuah lukisan batik. Berikut berbagai corak batik yang tersebar luas di Indonesia pada zaman dahulu kala.

Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Batik Sudagaran merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Motif batik kuno Cuwiri

Batik Cuwiri meruapakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati.

Selanjutnya kain batik petani. Batik Petani merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing.

Batik ini dikerjakan secara sambilan sehingga tidak profesional. Pewarnaannya pun hanya dipasrahkan kepada saudagar yang menjual bahan pewarna. Jenis batik ini adalah salah satu pembuatan batik yang kurang kreatif. Ini karena pembuatnya adalah mayoritas perempuan petani yang tidak memiliki keterampilan khusus untuk membatik dan membatik bukan mata pencaharian hidup mereka.

Motif batik tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal.

Motif batik kuno Sido Mukti

Motif batik kuno yang ada di Nusantara

Batik Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Motif Batik Sekar Jagad adalah salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.

Namun, ada pula yang mengatakan bahwa sekar jagad berasal dari kata sekar yang berarti bunga dan jagad yang berarti dunia. Ini menggambarkan bahwa batik sekar jagat bermakna keindahan dan keanekaragaman bunga di seluruh dunia. Hal ini sekali lagi menekankan bahwa batik sekar jagad memiliki makna filosofis keindahan dan keanekaragaman.

Batik Pringgondani adalah salah satu motif batik Indonesia. Pringgondani atau Pringgodani adalah nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.

Motif batik kuno Kawung

Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.

Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.

Motif batik kuno Sida Luhur

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.

Batik Semen Rama adalah salah satu motif batik Indonesia.

Motif Semen dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka.

Selain makna tersebut motif Semen Rama sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi “Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.

Situs kami lainnya di : Konveksi masker kain.

Batik belanda dengan motif bunga yang khas

Batik belanda dengan motif bunga yang khas benua Eropa. Belajar menggali kekayaan batik pasca penjajahan merupakan hal yang menarik. Negara belanda ikut andil dalam khazanah perbatikan nusantara. Berbagai pola atau motif tercipta saat pendudukan mereka di negara tercinta Indonesia.

Rakyat Indonesia pastinya tidak akan pernah lupa sejarah penjajahan Belanda di Indonesia karena mereka telah menjajah Negara ini selama kurang lebih 3,5 abad. Tentunya merupakan waktu yang tidak bisa dibilang sebentar. Pada masa-masa itu bangsa Indonesia mengalami masa-masa sulit hingga pada akhirnya dapat menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mari kita dalami lebih lanjut masa-masa di mana Belanda menduduki Indonesia dari awal hingga berakhirnya.

Batik belanda dengan moting bunga yang khas

Penjajahan Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah Jepang melakukan penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda menyerah dan dan ditangkap. Hal ini menjadi tanda dimulainya masa penjajahan Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.

Batik belanda yang unik

Batik Belanda adalah salah satu motif batik Indonesia. Pada waktu zaman penjajan Belanda, warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.Ada yang bermotif Hansel n Gretell. cinderella, snow white dan lain sebagainya.

Batik Indo-Eropa di Indonesia dikenal sebagai Kain Batik Belanda, adalah gaya Batik terutama oleh wanita Indo-Eropa (Indo ‘s) adalah dikembangkan untuk perempuan perempuan Eropa di Hindia Belanda antara 1840 dan 1940. Wanita yang telah memulai gaya Carolina Josephina Franqemont , dia asal Indonesia campuran Eropa. Mereka berhasil pertama di Indonesia yang kaya warna batik harus dilakukan dengan pewarna sayuran.

Gambar khas di Indo-Eropa sarung batik adalah karangan bunga, ilustrasi dongeng Eropa dan ilustrasi dari wallpaper Eropa. Wanita Indo-Eropa adalah yang pertama untuk menjadi batik diproduksi industri dan dengan demikian penyebaran batik ke daerah lain dan dipromosikan yang pertama untuk gaya batik modern dikembangkan.

Ester batik paling terkenal, Carolina Josephina van Franqemont, Catharina Carolina Oostrom (nee Philips), B. Fisfer, SW Pakis (nee Gregory), Scharff van Dop, J. Toorop, Dunhuyzen, C. M. Meyer, J.A. de Witt, A.J.F. Jans (nee Veenstra), A. Wollweber, L. Metzelaar, W. Bear, Eliza Charlotta van Zuylen, Simonet, Maria Paulina Carp (nee Rapilla), Dewan mas Padmo Soediro, SB Feunem, C. Croes, L. Fredericks, S. van Haighton, J. Williams.

Gaya para ester batik belanda yang terkenal yang dikenal dengan nama batik Prankemon (Franquemont) dan batik Pansellen (Van Zuylen).

Selama Perang Dunia II, pabrik-pabrik dijarah. Pola Eliza Charlotta of Zuylenen dikenal di tangan China turun menjadi enam puluh ribu gulden ditawarkan kepada tanda tangan Mrs izin Zuylen van untuk digunakan.

Batik minangkabau terkenal dengan Tanah Liat

Batik minangkabau terkenal dengan sebutan ” Tanah Liat “. Tugas saya sebagai anak bangsa ialah melestarikan kebudayaan yang sudah ada. Selama tidak bertentangan dengan keyakinan dasar dalam islam. Batik merupakan khazanah terpendam kebudayaan bangsa Indonesia. Begitu pula dengan batik minangkabau yang menambah koleksi perbatikan Nusantara.

Batik minangkabau terkenal dengan Tanah Liat

Batik tanah liat (bahasa Minangkabau: batik tanah liek) adalah jenis kain batik yang berasal dari Minangkabau. Batik ini menggunakan tanah liat sebagai pewarna. Kain mula-mula direndam selama seminggu dengan tanah liat, kemudian dicuci dan diberi pewarnaan alamiah lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Asal muasal batik ini konon diduga dari negeri Cina yang diduga masuk ke Minangkabau pada abad ke 16. Pada zaman Kerajaan Minangkabau berpusat di Pagaruyung, Batusangkar. Batik tanah liat sempat hilang tanpa jejak pada masa penjajahan Jepang, namun berkat usaha Wirda Hanim, teknik batik ini diperkenalkan kembali pada tahun 1994. Awalnya Wirda Hanim melihat motif batik ini digunakan oleh beberapa orang penduduk nagari Sumanik, Kecamatan X Koto, Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Dia tertarik dengan batik yang langka tersebut dan berniat untuk membangkitkan kembali seni tradisional batik tanah liat yang hampir punah.

Motif Batik minangkabau

Motif Batik minangkabau ada banyak. Motif batik tanah liat tradisional adalah kuda laut dan burung hong. Akan tetapi sekarang selain motif Cina diperkenalkan juga motif tradisional Minangkabau seperti siriah dalam carano, kaluak paku, kuciang tidua, lokcan, batuang kayu, tari piring, kipas.

Saat sekarang motif-motif baru juga diperkenalkan yang inspirasinya diambil dari kekayaan budaya alam Minangkabau. Sebagai misal seperti motif tabuik (tabut), Jam Gadang dan Rumah Gadang. Saat sekarang ada tiga sentra pembuatan batik tanah liat di Provinsi Sumatera Barat, yakni di Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan dan di Kabupaten Dharmasraya. Masing-masing sentra ini menampilkan corak tersendiri berdasarkan lingkungan masing-masing, bahkan di Dharmasraya mereka mengembangkan motif baru, bunga sawit.

Salah satu keunikan dari Kain Batik Tanah Liek ini adalah bahan-bahan pewarna yang digunakan berasal dari warna alam. Wrna tersebut seperti tanah liat, kulit jengkol (Pithecellobium jaringa), manggis (Garcinia mangostana), getah gambir (Uncaria gambir), jerami padi (Oryza sativa), kulit mahoni (Sweetenia mahogani), kulit rambutan (Nephelium lappaceum) dan tumbuh-tumbuhan yang secara tradisional digunakan untuk colok ( pewarna ).

Batik tanah liat mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan. PBB (UNESCO) sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity semenjak bulan Oktober 2009. Batik ternyata tidak hanya dikenal sebagai tradisi dari Jawa, tapi juga ditemukan sebagai produk kebudayaan Minangkabau (Sumatera Barat).

Batik brebes yang dikenal dengan sebutan Salem

Batik brebes yang dikenal dengan sebutan batik Salem. Belajar menggali kekayaan intelektual masyarakat Indonesia tidak akan ada habisnya. Batik Salem salah satunya, keanekaragaman tapi tetap dalam kawasan Nusantara tercinta.

Batik brebes yang dikenal dengan sebutan Salem

Batik Salem atau yang dikenal dengan motif Batik Brebesan adalah salah satu kekayaan asal Kabupaten Kota Brebes. Dan telah menjadi komoditas ekonomi warga Desa Bentar dan Bentarsari Kecamatan Salem.

Batik Brebesan yang saat ini terus untuk bersaing merebut pasar nasional maupun internasional banyak dipengaruhi oleh wilayah kota lain. Balai Besar Kerajinan Batik Jogjakarta mencatat berbagai peperangan yang terjadi pada abad ke 17,18 dan 19, merupakan faktor penyebaran batik ke berbagai daerah. Perang saudara kerajaan Mataram pada tahun 1680 antara Pangeran Puger dan Amangkurat III dan VOC telah memunculkan batik Banyumasan. Tidak hanya itu, Keberadaan Raja Amangkurat I tahun 1646-1677 dari Keraton Kasunanan Surakarta juga telah memengaruhi keberadaan batik Tegalan.

Keberadaan Batik Brebesan muncul sekitar abad ke 19, tepatnya pada tahun 1917. Menurut sumber yang didapat, keberadaan batik Brebesan atau batik Salem berawal dari kedatangan putri pejabat Pekalongan yang datang ke Salem, Brebes. Pada saat itu, sang putri jatuh cinta kepada pemuda Salem yang akhirnya menikah dan menetap di Desa Bentar.

Dari kejadian tersebut, akhirnya keberadaan batik mulai muncul di Desa Bentar dan akhirnya menyebar ke desa tetangga, seperti Desa Bentarsari dan lainnya. Dari perkembangannya, saat ini batik salem telah munculkan berbagai motif, diantaranya motif kopi pecah, manggar dan ukel dengan ciri khas warna hitam dan putih.

Saat ini kain batik salem telah menembus pasar nasional. Meski demikian, untuk lebih meningkatkan peminat batik Brebesan dari daerah lain, perlu dilakukan inovasi dalam hal motif batik, antar lain motif cicak dan buaya yang cocok diterapkan pada patik Brebesan. Ini mengacu kepada aspek budaya sekaligus sebagai bentuk pengembangan aspek seni batik.

Motif batik brebes

Motif batik brebes banyak aneka ragamnya. Namun demikian, kebanyakan motif dipengaruhi oleh tingkah laku warganya. Batik Salem kini kaya akan motif diantaranya motif kopi pecah, mangga, merak, ukel kangkung, sinar rantai dan lain sebagainya. Harganya pun kini bervariasi ada yang harga kualitas mahal, ada pula harga kualitas murah. Kini satu lagi motif dari batik salem yang menggambarkan produk unggulan kota Brebes ,dalam satu helai kain bergambar bebek dan juga bawang merah, gambar bebek menunjukan penghasil telur asin, gambar bawang merah ,karena merupakan salah satu produk unggulan daerah brebes.

Motif tersebut sengaja diciptakan oleh seorang perajin batik salem dari desa bentar salem. Dengan maksud dan niatan memberi sumbangsih kepada daerah Brebes. Sementara pemakai motif ini adalah PNS di berbagai instansi di wilayah Brebes juga sekitarnya.

Batik Jepara yang terkenal dengan Ibu kartini

Batik Jepara yang terkenal dengan Ibu kartini. Raden Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama.

Batik Jepara yang terkenal dengan Ibu kartini

Sosok kartini sangat kental dengan kain batik yang ada di jawa. Batik Jepara adalah batik yang menggunakan motif sesuai seni yang terkenal dari Jepara hingga ke mancanegara yaitu Seni Ukir. Batik Jepara menggunakan gambar-gambar atau motif-motif Ukiran khas Jepara.

Batik jepara dalam perjalanan sejarahnya

Seni batik di Jepara di buat oleh komunitas peduli Batik Jepara, maka mereka membuat batik dengan ciri khas Jepara diantaranya motif-motif seni ukir yang khas dari Jepara. Selain hal tersebut komunitas tersebut membatik menggalakan membatik, sebab membatik adalah suatu hal yang bisa melatih untuk mengontrol emosi, di karenakan membatik membutuhkan ketelitian dan kesabaran.

Dalam perjalanannya, Batik Jepara mengunakan motif dengan ukiran kayu Jepara. Sebagian motif yang dipamerkan ternyata terinspirasi dari corak ukir Jepara. Berikut motif yang terkenal dari batik khas jepara:

1. Motif Parang Poro.
Parang Poro (singkatan dari “Parang Jeporo”, yang artinya “Parang Jepara”) Parang Motif Batik Penting Tapi Ternyata Tak Sekedar Motif Jeporo yang disusun miring dan berupa stilisasi ranting dan dedaunan yang saling berkaitan ternyata digali dari corak ukir Jepara. Makna motif ini adalah hidup saling membutuhkan.

2. Motif Lung-Lungan.
Begitu juga motif lung-lungan, terinspirasi dari motif relief ukir Jepara yang ada di Desa Senenan.

3. Motif Kembang Setaman.
Motif Kembang Setaman berupa motif ulir yang dihiasi bunga aneka warna dan kupu-kupu, yang menggambarkan harmoni keindahan taman bunga.

4. Motif Elung Bimo Kurdo.
Motif Elung Bimo Kurdo berupa bentuk lung yang besar-besar, yang diilhami motif batik penting tapi ternyata tak sekadar motif dari tokoh pewayangan Bima, serta menunjukkan karakter agung, kokoh dan wibawa.

5. Motif Sido Arum.
Motif Sido Arum merupakan motif yang diilhami dari motif-motif klasik yang sudah ada seperti Sido Mukti, Sido Pangkat, dan semacamnya. Motif ini mengandung pesan agar derajat pangkat bermanfaat bagi kehidupan.

6. Motif Sekar Jagat Bumi Kartini.
Motif ini terinspirasi dari motif Sekar Jagat yang sudah ada namun terdapat nuansa yang berbeda pada garis pembatasnya yang berupa stilisasi bunga melati. Harapan simboliknya, batik yang ada di Jepara ini aromanya akan menyebar ke seluruh penjuru Dunia.